My Blog List

My Blog List

link Facebook "Doel Mahessa Jeenar"

Monday, September 29, 2014

MEMAHAMI TENTANG ARTI SEBUAH PENDAKIAN

"Memahami Tentang Arti Sebuah Pendakian"

Sebenarnya jika ditanya, “apa sih tujuan sesungguhnya ketika kita mendaki gunung?”. Pertanyaan ini kerap kali terlontar ketika kita akan mendaki. Pertanyaan sederhana, tetapi sering membuat bingung yang ditanya, atau bahkan mengundang rasa kesal.
Motivasi melakukan kegiatan di alam bebas khususnya mendaki gunung memang bermacam-macam. Manusia mempunyai kebutuhan psikologis seperti halnya kebutuhan-kebutuhan lainnya. Kebutuhan akan pengalaman baru, kebutuhan untuk berprestasi, dan kebutuhan untuk diakui oleh masyarakat. Mendaki gunung adalah salah satu sarana untuk memenuhi kebutuhan- itu, disadari atau tidak semua ini sah, tentu saja.
Namun dari semua kebutuhan psikologis itu sebenarnya yang paling mendasar dari semua motivasi itu adalah rasa keinginthuan yang kuat pada diri manusia. Dengan adanya keingintahuan itulah segala apa yang kita impikan harus kita raih layaknya menggapai puncak sebuah gunung.
Lalu kenapa kita harus sampai ke puncak? Walaupun dalam realitanya pendakian bukanlah sebuah penaklukan dan ajang unjuk kekuatan. Sudah banyak korban dalam pendakian, namun tetap saja masih banyak yang ingin menunjukkan eksistensi bahwa dirinya kuat.
Jika kita merenung dan berpikir kembali, bahwa di dalam pendakian tersebut terdapat nilai-nilai
filosofis yang bisa kita ambil dalam setiap derap langkah hingga kita sampai ke puncak. Peter Boardman, Pendaki Gunung asal Inggris, menjadi jenuh dengan pujian-pujian yang bertubi-tubi, setelah keberhasilannya mencapai Puncak Everest melalui Dinding Barat Daya yang sulit di tahun 1975. Peter Boardman yang kemudian hilang di Punggung Timur Laut Everest tahun 1982 menulis arti Keberanian dan Ketabahan baginya.
” Dibutuhkan lebih banyak Keberanian untuk menghadapi kehidupan sehari-hari yang sebenarnya lebih kejam daripada bahaya pendakian yang nyata. Ketabahan dibutuhkan lebih banyak untuk bekerja di kota daripada mendaki gunung yang tinggi.”
Hal ini serupa dengan misi yang diemban oleh Komunitas Berkawan ketika mendaki Beberapa puncak Gunung Di Jawa tengah,di antaranya Puncak Slamet 3428 mdpl 2013 lalu. Dalam pendakian ini, masing-masing anggota dari tim menuturkan bahwa kami memiliki cita-cita yang harus di raih pada tahun ini. Dengan adanya pendakian ini semoga kita bisa sampai puncak dan mendapatkan pelajaran sesungguhnya dari setiap derap langkahnya.
Ketika mendaki, keberanian dan ketabahan hanyalah sebagian hal kecil yang dibutuhkan dalam meraih puncak. Tetapi bahaya yang mengancam jauh lebih banyak terdapat didunia peradaban, di perkotaan ketimbang di gunung, hutan, dalam goa, dan di mana saja di alam terbuka.
Di dunia peradaban modern, di kota, begitu banyak masalah yang membutuhkan keberanian dan ketabahan untuk menyelesaikannya. Tentunya semua itu perlu keberanian awal dalam menentukan langkah dan merencanakan setiap detail kehidupan yang ingin kita arungi. Pelajarannya adalah jika kita tidak berhasil sampai puncak maka kita tidak akan menemukan hal yang telah kitacita-citakan. Namun kegagalan ini bukanlah akhir dari sebuah pendakian, pelajaran lainnya yang kita dapatkan adalah menjadikan sebuah kegagalan sebagai proses pembelajaran dan pendewasaan dalam diri setiap manusia.
Sumber : Baca-baca Buku Pengetahuan

Sunday, September 28, 2014

Tips & Pemahaman Dasar Tentang Pendakian

Tips & Pemahaman Dasar Tentang Pendakian
Oleh : Abdoel Munawar

Mengetahui dasar-dasar pendakian Gunung merupakan hal terpenting yang harus diketahui sebelum melakukan aktifitas mendaki Gunung, mendaki Gunung bukan hal yang mudah untuk dilakukan, karena apapun alasannya gunung bukanlah tempat yang didaki hanya dengan modal semangat, butuh berbagai pertimbangan dan persiapan khusus untuk melakukan hal tersebut.

Menganggap remeh Gunung bisa menyebabkan resiko fatal buat pendaki itu sendiri maupun rekan seperjalanan dan alam. Tips dasar-dasar pendakian Gunung merupakan dasar yang Harus diketahui pada saat ingin melakukan Pendakian, dengan mengetahui hal tersebut memungkinkan sahabat Petualang terhindar dari hal yang tidak diinginkan pada saat mendaki Gunung. 

Ada beberapa Tips Dasar-Dasar Pendakian Gunung yang perlu sahabat Petualang terapkan :
Mencari Informasi tempat yang akan dituju / lokasi pendakian : dengan mengetahui tempat yang akan dituju, akan memudahkan untuk mengetahui kondisi medan atau trek jalur yang akan dilalui, selain itu dengan info tersebut kita juga akan mengetahui hal-hal apa yang perlu dibawa untuk melalui jalur yang akan ditempuh.

Training Center (TC) / persiapan fisik : TC sangat penting untuk dilakukan sebelum melakukan Pendakian, hal ini sangat dianjurkan karena dengan melakukan TC  kondisi tubuh akan lebih Fit, serta membuat tubuh dan stamina lebih kuat. Tubuh dan Stamina yang kuat tersebut sangat mendukung dalam melakukan Pendakian walaupun harus membawa beban yang cukup berat.

Membawa Perlengkapan seperlunya : dalam melakukan pendakian dianjurkan untuk membawa barang yang seperlunya saja atau yang penting saja sesuai kondisi medan yang dituju, dengan membawa barang yang tidak perlu akan menyita tempat yang banyak, sehingga bebanpun bertambah, juga menyulitkan untuk bergerak dalam mendaki, misalnya membawa Boneka Beruang ukuran Teddy Bear heheheh…

Perlengkapan Istirahat / Tidur : Perlengkapan tidur hal yang wajib bagi para Pendaki Gunung, karena digunakan untuk melindungi para Pendaki pada saat beristirahat untuk mengumpulkan tenaga, Misalnya : Sleeping Bag (SB)/Kantung Tidur, Tenda dan Matras/Karpet dll.

Membawa Jaket / Pakaian Hangat : Jaket/Sweater/RainCoat sangat berguna untuk melindungi dari udara dingin pada saat di Gunung, apalagi bila cuaca sedang tidak bersahabat yang membuat kita kedinginan, maka hal ini perlu diingat sebelum melakukan Pendakian. Dianjurkan juga untuk tidak membawa pakaian yang terbuat dari bahan jeans, kerena dapat menambah beban berat pada saat bahan tersebut basah walapun terlihat praktis dan kuat.

Gunakan Ransel (Carrier) : carrier adalah sejenis ransel atau tas punggung yang dirancang untuk digunakan dalam melakukan Pendakian Gunung maupun kegiatan petualangan lainnya, bahan yang kuat dan ringan sangat cocok digunakan untuk menyimpan pelengkapan yang akan dibawa dalam Mendaki, ukurannya pun bermacam-macam tergantung ingin menggunakan yang mana.

Memakai Alas Kaki Khusus Untuk Mendaki : alas kaki sangat perlu dalam proses pendakian, jadi disarankan untuk memilih alas kaki yang dirancang khusus untuk medan Pendakian Gunung. Biasanya juga para Pendaki Gunung selain membawa sepatu trekking, juga membawa sendal trekking, yang juga dirancang khusus untuk pendakian. Dan sangat tidak disarankan memakai sepatu Kaki Katak untuk mendaki :) (itu untuk menyelam om!!!)

Perlengkapan Masak dan Makan : Tentunya setelah melakukan perjalan jauh dengan kondisi trek jalur yang cukup menguras tenaga tentunya butuh asupan energi yang bisa didapat dari makanan. Sehingga dianjurkan untuk membawa perlengkapan masak dan makan yang sebaiknya khusus digunakan dalam Pendakian Gunung.

Kotak P3K : Perlengkapan ini salah satu hal wajib yang tidak boleh terlewatkan, dalam aktifitas pendakian Gunung Banyak hal yang tidak terduga, misalnya terjatuh, tergores, sakit perut, masuk angin ataupun sakit kepala, sehingga membutuhkan obat-obatan.

Jas Hujan : Hal kecil ini begitu berguna pada saat Mendaki Gunung, melindungi Sobat saat Hujan, serta Jas Hujan ini juga dapat digunakan untuk membuat Bivak/Tenda.

dan ingat Alam itu titipan bukan milik sendiri tanamkan selalu Kode Etik Pecinta Alam,SELAMAT BERPETUALANG…

Sumber : Pengetahuan








Kumpulan Cerita Pendek [ Paulo Coelho ],Dalam Buku : "Seperti Sungai yang Mengalir"

 "Seperti Sungai yang Mengalir"

By          : Abdoel Munawar
Penulis  : Paulo Coelho

 "Seperti Sungai yang Mengalir" berisi kumpulan renungan dan cerita pendek Paulo Coelho, kisah-kisah yang menggugah tentang kehidupan dan kematian, suratan takdir dan pilihan, cinta yang hilang dan ditemukan. Kadang humoris, kadang serius, tapi selalu dalam, buku ini––seperti semua karya Coelho lainnya––mengeksplorasi artinya menjalani hidup dengan sepenuh-penuhnya.
Salah satu kisahnya berjudul "Kisah Sebatang Pensil".


Kisah Sebatang Pensil

Si anak lelaki memandangi neneknya yang sedang menulis surat, lalu bertanya,

"Apakah Nenek sedang meulis cerita tentang kegiatan kita? Apakah cerita itu tentang aku?"

Sang nenek berhenti menulis surat dan berkata pada cucunya,

"Nenek memang sedang menulis tentang dirimu, sebenarnya, tetapi ada yang lebih penting daripada kata-kata yang sedang Nenek tulis, yakni pensil yang Nenek gunakan. Mudah-mudahan kau menjadi seperti pensil ini, kalau kau sudah dewasa nanti."

Si anak lelaki merasa heran; diamat-amatnya pensilnya. Kelihatannya biasa saja.

"Tapi pensil itu sama saja dengan pensil-pensil lain yang pernah kulihat!"
Sang nenek: "Itu tergantung bagaimana kau memandang segala sesuatunya. Ada lima pokok penting, dan kalau kau berhasil menerapkannya, kau akan senantiasa merasa damai dalam menjalani hidupmu.

"Pertama, kau sanggup melakukan hal-hal besar, tetapi jangan lupa bahwa ada tangan yang membimbing setiap langkahmu. Kita menyebutnya tangan Tuhan, dan Dia selalu membimbing kita sesuai dengan kehendak-Nya.

"Kedua: sesekali Nenek mesti berhenti menulis dan meraut pensil ini. Pensil ini akan merasa sakit sedikit, tetapi sesudahnya dia menjadi jauh lebih tajam. Begitu pula denganmu, kau harus belajar menanggung beberapa penderitaan dan kesedihan, sebab penderitaan dan kesedihan akan menjadikanmu orang yang lebih baik.

"Ketiga: pensil ini tidak keberatan kalau kita menggunakan penghapus untuk menghapus kesalahan-kesalahan yang kita buat. Ini berarti, tidak apa-apa kalau kita memperbaiki sesuatu yang pernah kita lakukan. Kita jadi tetap berada di jalan yang benar untuk menuju keadilan.

"Keempat: yang paling penting pada sebatang pensil bukanlah bagian luarnya yang dari kayu, melainkan bahan grafit di dalamnya. Jadi, perhatikan selalu apa yang sedang berlangsung di dalam dirimu.

"Dan akhirnya, yang kelima: ini selalu meninggalkan bekas. Begitu pula apa yang kau lakukan. Dalam hidupmu akan meninggalkan bekas, maka berusahalah untuk menyadari hal tersebut dalam setiap tindakanmu."

11 TIPS DAN PEDOMAN MENDAKI GUNUNG ALA PAULO COELHO


11 Tips Dan PEDOMAN MENDAKI GUNUNG ALA PAULO COELHO


Mendaki gunung tentu membutuhkan persiapan-persiapan agar proses perjalanannya tidak banyak gangguan. Walaupun gunung yang pendek sekalipun, kita tidak boleh meremehkan keadaan alam. Alam itu tidak bisa ditebak, kondisi jalan, cuaca, tempat istirahat dan waktu menjadi faktor-faktor penting dalam pendakaian. Berikut saya tuliskan pedoman atau tips bagi kawan-kawan yang ingin mendaki gunung. Saya tulis apa adanya ‘pedoman mendaki gunung’ ini dari salah satu buku penulis favorit saya yaitu Paulo Coelho, judul bukunya ‘Seperti Sungai yang Mengalir’, berisi kumpulan catatan-catatan pendek Coelho yang telah dibukukan.
Inilah pedoman atau tips mendaki gunung ala Paulo Coelho:
1. Pilih gunung yang ingin Anda daki 
Jangan perhatikan apa yang orang lain katakan, seperti “gunung yang ini lebih indah” atau “gunung yang ini lebih mudah”. Anda akan menghabiskan banyak energi dan antusiasme untuk mendapatkan tujuan Anda, sehingga hanya Anda – lah yang bertanggung jawab dan yakin dengan apa yang Anda lakukan.
2. Tahu bagaimana mendekatinya 
Gunung sering dilihat dari jarak yang jauh – indah, menarik, penuh dengan tantangan. Tapi apa yang terjadi saat kita mencoba mendekatinya? Ada banyak jalan, bunga – bunga tumbuh diantara Anda dan tujuan Anda, yang sepertinya terlihat jelas di peta, cukup sulit dalam kehidupan nyata. Jadi, coba semua jalan kecil dan jejak hingga akhirnya suatu hari Anda berdiri di puncak yang Anda ingin raih.
3. Belajar dari seseorang yang sudah mencapai punca
Tak peduli betapapun Anda merasa unik, pasti selalu ada seseorang yang memiliki mimpi yang sama sebelum Anda dan meninggalkan tanda yang bisa membuat perjalanan Anda lebih mudah; tempat – tempat untuk memasang tali, jejak, ranting – ranting yang patah yang membuat perjalanan lebih mudah. Pendakian ini milik Anda, jadi ambil tanggung jawab, tetapi jangan lupa bahwa pengalaman orang lain bisa banyak membantu.
4. Saat dilihat dari dekat, bahaya dapat dikontrol 
Saat Anda mulai mendaki gunung impian Anda, perhatikan sekeliling. Ada jurang, tentu saja. Ada retakan tidak terlihat di bebatuan gunung. Ada bebatuan yang disemir oleh badai yang sangat licin seperti es. Tetapi jika Anda mengetahui tempat meletakkan setiap langkah Anda, Anda akan mengetahui jebakan dan cara menghindarinya.
5. Pemandangan berubah, jadi nikmatilah 
Tentu saja, Anda harus memiliki pandangan obyektif – untuk mencapai puncak. Tetapi, saat Anda mendaki, banyak hal yang dapat dilihat, jangan berhenti dulu dan sekali lagi, nikmati pemandangan yang ada di sekitar Anda. Setiap meter yang Anda taklukkan, Anda dapat melihat lebih banyak, jadi gunakanlah untuk menemukan banyak hal yang belum Anda lihat.


6. Hormati tubuh Anda :
 Anda hanya dapat mendaki gunung jika Anda memberikan perhatian yang dibutuhkan tubuh Anda. Anda memiliki waktu yang telah diberikan oleh kehidupan, sepanjang Anda berjalan tanpa meminta yang tidak dapat diberikan. Jika Anda mendaki terlalu cepat, Anda akan lelah dan menyerah saat mendaki. Jika Anda mendaki terlalu lamban, malam akan datang dan Anda akan tersesat. Nikmati pemandangan, nikmati mata air dingin dan buah yang ditawarkan oleh alam kepada Anda, tetapi tetaplah mendaki.
7. Hargai jiwa Anda 
Jangan selalu mengulang – ulang kalimat “Saya akan berhasil”. Jiwa Anda telah mengetahui hal itu, yang dibutuhkannya adalah memanfaatkan perjalanan panjang untuk dapat tumbuh, melintasi horison, dan menyentuh langit. Sebuah obsesi sama sekali tidak membantu Anda mencapai impian Anda, dan bahkan menghilangkan rasa menyenangkan dari mendaki. Tapi perhatikan juga : jangan mengatakan “Lebih sulit dari yang saya kira”, karena akan menghilangkan kekuatan di dalam diri Anda.
8. Bersiaplah untuk mendaki satu kilometer lagi 
Jalan untuk mencapai puncak gunung selalu tampak lebih lama daripada yang Anda kira. Jangan membodohi diri Anda sendiri, momen itu akan tiba saat yang sepertinya sangat dekat ternyata masih sangat jauh. Tapi karena Anda sudah melakukan persiapan, ini bukan masalah.
9. Bahagialah saat Anda mencapai puncak :
 Menangislah, bertepuk tanganlah, berteriaklah ke semua penjuru bahwa Anda berhasil, biarkan angin – angin selalu berhembus di puncak – menjernihkan pikiran Anda, menyegarkan kaki Anda yang lelah dan berkeringat, buka mata Anda, bersihkan debu dari hati Anda. Rasanya sangat nikmat, apa yang telah Anda impikan, visi di kejauhan, saat ini adalah bagian dari hidup Anda, Anda berhasil!

10. Buat sebuah janji 
Sekarang Anda telah menemukan sebuah kekuatan yang bahkan Anda tidak sadari, katakan sejak saat ini Anda akan selalu menggunakan kekuatan ini. Lebih baik jika juga berjanji untuk menemukan gunung lainnya dan berangkat menuju petualangan selanjutnya.
11. Ceritakan kisah Anda 
Ya, ceritakan kisah Anda! Berikan contoh. Ceritakan kepada semua orang bahwa semua itu mungkin, dan orang lain akan memiliki keberanian untuk menghadapi gunung mereka sendiri.
Sumber: Buku “Seperti Sungai yang Mengalir” | Penulis: Paulo Coelho

Thursday, September 25, 2014

Kumpulan Kata kata Bijak Dari Film Mahabharata

Kumpulan Kata kata Bijak Dari Film Mahabharata
Oleh : Abdoel Munawar
sumber : Sekartaji
Source of English Quote: Harindranath
Translated by Rachel Hutami

The Book of the Beginning

Whatever is here, is found elsewhere. But what is not here, is nowhere else.
Apa yang tertulis di sini, bisa ditemukan di tempat lain. Tetapi apa yang tidak tertulis di sini, tidak ditemukan pula di tempat lain
Poets have told it before, poets are telling it now, other poets shall tell this history on earth in the future.
Para penyair sudah pernah menceritakannya dulu, para penyair menceritakannya sekarang, para penyair yang lain akan menceritakan sejarah yang terjadi di bumi ini di masa mendatang.
Mortification is not dregs, Vedic study is not dregs, and the nature-given rules of the Veda are not dregs, the vigorous acquisition of wealth is not dregs – but that is what they become when they are beaten by the beings.
Sakit hati bukanlah suatu yang hina, pelajaran agama bukanlah sesuatu yang tidak penting, peraturan agama bukanlah sesuatu yang bisa diabaikan, semangat mengumpulkan kekayaan juga bukan kesalahan – tapi yang penting adalah akan menjadi apa hal-hal tersebut setelah dipergunakan oleh manusia.
All this is rooted in Time, to be or not to be, to be happy or not to be happy.
Semua ini berakar pada WAKTU, yang akan terjadi atau yang tidak, menjadi bahagia atau bersusah hati.

Sabha Parva (The Book of the Assembly Hall)

“To save a family, abandon a man; to save the village, abandon a family; to save the country, abandon a village; to save the soul, abandon the earth.”
– Vidura quoting Kavya
Untuk menyelamatkan satu keluarga, singkirkanlah satu orang; untuk menyelamatkan sebuah desa, singkirkanlah satu keluarga, untuk menyelamatkan negeri, singkirkanlah satu desa, untuk menyelamatkan jiwa, lepaskan keduniawian.
Discontent is the root of fortune.
– Duryodhana
Ketidakpuasan adalah akar dari kemakmuran

Vana Parva (The Book of the Forest)

Revenge is not always better, but neither is forgiveness; learn to know them both, son, so that there is no problem.
– Prahlada (quoted by Draupadi)
Pembalasan dendam tidak selalu lebih baik, demikian juga dengan pengampunan; belajarlah untuk mengerti keduanya, sehingga kau tidak akan menemui masalah.
A grey head does not make an elder. …. Not by years, not by grey hairs, not by riches or many relations did the seers make the Law: “He is great to us who has learning.”
– Astavakra
Kepala yang beruban tidak membuat orang menjadi sesepuh… bukan karena usia, uban, kekayaan atau koneksi, seorang penguasa menetapkan hukum: “Penguasa yang baik adalah dia yang berpendidikan.”
Be he ever so wise and strong, wealth confounds a man. In my view, anyone living in comfort fails to reason.
– Nahusa (in the form of a boa)
Karena dia dulu sangat bijaksana dan kuat, kekayaan mengacaukan manusia. Menurut pendapat hamba, siapapun yang hidup dalam kenyamanan kehilangan akal budinya.

The Book of Virata

When shown the door, take the door, and put no trust in kings.
— Dhaumya to Yudhisthira
Ketika ditunjukkan pintu, bukalah pintu itu, tapi jangan menaruh kepercayaan kepada para raja/pemimpin
I do not blame you, Maharaja, for hitting an innocent man. For, cruelty comes quick to the powerful.
– Yudhisthira to Virata
Saya tidak menyalahkan Anda, Maharaja, untuk memukul orang yang tak bersalah. Sebab, amarah menghinggapi orang yang berkuasa dengan lebih cepat.

Udyoga Parva (The Book of the Effort)

A man should avoid these six like a leaking boat in the ocean: a teacher who does not teach, a priest who has not studied, a king who fails to protect, a wife who is abusive, a cowherd who wants a village, and a barber who wants a forest.
— Vidura
Seseorang harus menghindari enam hal berikut ini seakan kapal yang bocor di laut: seorang guru yang tidak mengajar, seorang imam yang belum belajar, seorang raja yang gagal melindungi, seorang istri yang kejam, seorang gembala sapi yang ingin menguasai sebuah desa, dan tukang cukur yang ingin menguasai hutan.
Those prone to get drunk get drunk on knowledge, wealth, and good birth; but the same are triumphs of the strict.
—— Vidura
Mereka yang condong untuk mabuk, mabuk karena pengetahuan, kekayaan dan keturunan yang baik; tapi sama dengan keberhasilan yang sesungguhnya.
The poor always eat better: hunger sweetens their dishes, and that is rare among the rich. It is generally found in the world that the rich have no appetite, but the poor, O Indra of kings, digest even wood.
Orang miskin selalu makan lahap: kelaparan membuat makanan mereka terasa lebih manis, dan hal ini jarang terjadi di kalangan orang kaya. Hal yang umumnya ditemukan di dunia orang kaya adalah tidak bernafsu makan; Tetapi masyarakat miskin, O raja , mencerna apapun, bahkan batang kayu.
The intoxication with power is worse than drunkeness with liquor and such, for who is drunk with power does not come to his senses before he falls.
—- Vidura
Mabuk kekuasaan lebih buruk daripada mabuk karena minuman keras dan semacamnya, orang yang mabuk kekuasaan kehilangan akal budi hingga saat sebelum ia jatuh (dari kekuasaan).
Cleverness does not always lead to gain nor stupidity to poverty.
—- Vidura
Kecerdasan tidak selalu membawa keberuntungan begitu juga dengan kebodohan tidak selalu berarti kemiskinan.
Man is not the master of destiny, but a wooden doll that is strung on a string …
— Dhrtarastra
Manusia tidak berkuasa atas takdir, tapi bagai boneka kayu yang tergantung dengan seutas tali
Once war has been undertaken, no peace is made by pretending there is no war.
—- Duryodhana
Setelah perang dimulai, tidak ada perdamaian yang dicapai dengan kepura-puraan seakan tidak ada perang

The Book of the Sleeping Warriors

There are two forces: fate and human effort – All men depend on and are bound by these, there is nothing else.
– Krpa
Ada dua kekuatan: NASIB dan UPAYA – Semua manusia tergantung dan terikat oleh kedua hal ini, tidak ada yang lainnya

The Book of Karna

He is a fool that practices truth without knowing the difference between truth and falsehood.
– Krishna to Arjuna
Adalah suatu kebodohan jika mempraktekkan kebenaran tanpa mengetahui perbedaan antara kebenaran dan kebatilan.
Morality is even so difficult of being understood.
– Krishna to Arjuna
Moralitas bahkan sangat sulit untuk dimengerti

The Book of Peace

Janaka said: Unlimited is my wealth. At the same time I have nothing. If the whole of (my Kingdom) Mithila be consumed in a conflagration, I shall incur no loss of wealth.
Janaka berkata: Kebebasan tak berbatas adalah kekayaanku. Pada saat yang sama aku tidak memiliki apapun. Jika seluruh (Kerajaan) Mithila dilahap api, aku tak akan menderita karena kehilangan kekayaan.
On should practice what one considers to be one’s duty, guided by reasons, instead of blindly following the practices of the world.
– Tuladhara, the mechant to the Brahman Jajali
Dalam mempraktikkan sesuatu yang sudah menjadi kewajiban seseorang, selayaknya dipandu oleh akal budi, bukannya dengan membuta mengikuti kebiasaan yang sudah umum

The Book of the Horse Sacrifice

What thy thyself said unto me at that time (at the approach of the Battle), Kesava, through affection, has, all been forgotten by me … Repeatedly, however, have I been curious on the subject of these truths.
Arjuna to Krishna
Hal yang kau katakan padaku saat itu (saat akan menyongsong Perang), Kesava (Krishna), melalu perasaan kasih, semua terlupakan olehku… Meskipun demikian, secara berulangkali, aku ingin mengerti akan inti dari kebenaran ini.
It is exceedingly disagreeable to me to learn that thou didst not, from folly, receive what I imparted. The recollection of all that I told thee on that occasion will not come to me now.
Krishna to Arjuna
Ini adalah hal yang mengecewakan bagiku untuk mengetahui bahwa kau tidak, karena kebodohan, mengerti apa yang aku ajarkan. Semua hal yang aku katakana padamu pada saat itu tidak akan datang padaku sekarang.
Brahma said: Well, I shall now tell you somehing more. With even a thousand (explanations), one that has a bad understanding succeeds not in acquiring knowledge. One, however, that is endured with intelligence succeeds in attaining happiness, through only a fourth share (of explanations).
– Krishna to Arjuna quoting
Brahma bersabda: Aku mengatakan satu hal lagi padamu sekarang. Meskipun dengan beribu (penjelasan), seseorang yang memiliki pengertian yang buruk tidak akan berhasil memperoleh ilmu. Meskipun demikian, seseorang yang menyimpan akalbudi akan berhasil mencapai kebahagiaan, hanya dengan melalui empat bagian (dari penjelasan).

The Book of the Clubs

All this has Time for its root. Time, is indeed the seed of the universe, O Dhanajaya. It is time again, that withdraws everything at its pleasure.
– Vyasa to Arjuna
Semua ini mempunyai Waktu dari mulanya. Waktu, adalah benih dari segala bidang, O Dhanajaya. Sudah tiba saatnya, Waktu akan mengambil segalanya sesuai kehendaknya

The Book of Ascent to Heaven

Without doubt, all kings, O son, must once see Hell.
– Dharma to Yudhisthira
Tanpa kesangsian, semua raja-raja, harus pernah melihat Neraka