My Blog List

My Blog List

link Facebook "Doel Mahessa Jeenar"

Tuesday, August 27, 2013

perjalanan ke puncak slamet

 
Salah satu gunung berapi yang berada di perbatasan Kabupaten Brebes, Banyumas, Purbalingga, Kabupaten Tegal dan Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah, dan merupakan yang tertinggi di Jawa Tengah serta kedua tertinggi di Pulau Jawa setelah Gunung Semeru.
 
Gunung Slamet merupakan salah satu gunung yang menjadi tujuan ekspedisi para pendaki, baik dari wilayah setempat maupun wilayah lainnya.
 
Dalam buku yang berjudul "Three Old Sundanese Poems", terbitan KITLV Leiden tahun 2006, J. Noorduyn menyebutkan bahwa nama gunung Slamet adalah relatif baru yaitu saat masuknya Islam ke Jawa. Dengan merujuk kepada naskah kuno Sunda Bujangga Manik, J Noorduyn menuliskan bahwa nama lama dari gunung ini adalah Gunung Agung.
 
Konon di Gunung ini terdapat area yang disebut Pasar Setan, namun tidak semua orang akan menemukan riuhnya pasar setan.
 
Hanya orang-orang tertentu yang oleh masyarakat dianggap hari sialnya, dan dampak dari melihat itu konon orangnya akan sejenak kehilangan kedaran, atau hilang dan yang paling tragis adalah meninggal dunia.
 
Terlepas dari mitos atau kepercayaan yang bergembang di masyarakat sekitar, eksotisme pesona Gunung Slamet mempunyai sensasi pemandangan tersendiri yang mampu menggoda ountuk terus dikunjungi.
 
Gunung ini mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.
 
Jalur pendakian standar adalah dari Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga. Jalur populer lain adalah dari Batur Raden, atau dari desa Gambuhan, desa Jurangmangu dan desa Gunungsari Kabupaten Pemalang.
 
Pendakian Gunung Slamet dikenal cukup sulit karena hampir di sepanjang rute pendakian tidak ditemukan air, walaupun ada itu juga merupakan genangan air. Kepada pendaki sangat disarankan untuk membawa persediaan air yang cukup dari bawah. Faktor lain adalah kabut. Kabut di Gunung Slamet sangat mudah berubah-ubah dan pekat.
 
Tetapi Jika Anda melewati jalur bambangan, mungkin masalah air tidak terlalu sulit. Memang para pendaki harus banyak membawa air dari bawah, tetapi sesampainya di pos V atau tepatnya di pos Samhyang rangkah akan terdapat sungai kecil yang letaknya tepat berada di bawah pos V.
 
Selain rute Bambangan,ada pula rute pendakian melewati Dukuhliwung. Dari pos 1 sampai pos 5 yaitu puncak, membutuhkan waktu sekitar 8 jam. Dan ada mata air di pos 2 dan 3.
 
Atau bisa juga melakukan pendakian melalui obyek wisata permandian air panas Guci, rute pendakian melalui Guci masih sangat terjal. namun pemandangan di sepanjang rute ini lebih istimewa dibandingkan dengan rute mana pun. Pemandangan alam di rute Guci masih sangat alami dan masih sangat liar, berkesan jauh dari peradaban manusia.
 
Kedua rute ini dapat ditempuh melewati kota Tegal lalu ke selatan menuju kota Slawi, melewati Lebaksiu, Yomani dan mulai memasuki dataran tinggi Tuwel.
 
Salah satu objek wisata sekitar Gunung Slamet yang bisa Anda datangi, selain mendaki ke Puncak, adalah Baturraden terletak di sebelah utara kota Purwokerto tepat di lereng sebelah selatan.
 
Daerah wisata ini kerap kali didatangi oleh wisatawan pada hari libur. Cuaca sejuk di kala siang dan dingin saat m,alam menjadi menu yang harus Anda ‘terima’ jika berwisata di kawasan ini. Kondisi ini menyebabkan banyak hotel dan vila didirikan di sini.
 
Baturraden dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi maupun umum. Jarak dari kota Purwokerto sekitar 15 km dan dapat ditempuh dalam waktu 15 menit dengan lalu lintas yang tidak terlalu padat.
 
Apabila ingin menggunakan kendaraan umum, wisatawan dapat naik angkutan kota dari terminal di Purwokerto dan turun di terminal lokawisata Batur Raden. Jika ingin lebih praktis wisatawan dapat menggunakan taksi. Jika memutuskan untuk menggunakan kendaraan pribadi, sebaiknya hati-hati karena jalan yang menanjak dengan kemiringan sekitar 30 derajat.
 
Batur Raden tak hanya menyimpan panorama alam yang molek, tetapi juga cerita rakyat tentang Raden Kamandaka, atau Lutung Kasarung yang cukup akrab di masyarakat Indonesia.
 
Di samping, bagi pecinta alam terbuka disediakan camping ground yang nyaman dan aman. Dan tanpa perlu khawatir akan kesulitan memperoleh makanan, karena di area ini cukup banyak pedagang yang menjajakan sate kelinci.
 
Obyek wisata lain yang bisa Anda kunjungi saat mendatangi kawasan Gunung Slamet adalah Pancuran Pitu Batur Raden, yaitu Pemandian air panas yang yang mengandung belerang. Dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit kulit. Terletak di sebelah atas Pancuran Telu.

 Inilah sepenggal kisah perjalanan kami ke kawah gn.Slamet


Gunung Slamet merupakan salah satu gunung yang menjadi tujuan ekspedisi para pendaki, baik dari wilayah setempat maupun wilayah lainnya. Gunung ini mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung
.
Setelah rombongan kami dari PLN rayon Balapulang berkumpul,Kami meluncur dari Guci Basecamp kami menuju Bambangan – Purbalingga selepas maghrib.Diantar kendaraan pribadi temen kami dari Anggota KOMPAK “komunitas Pecinta Alam Pekandangan” Mas BRO biasa kami memanggilnya,juga Mobil kantor Dari MCB ON PLN rayon Balapulang..dan selepaqs shalat isya kami dan rombongan Sampai di POS pendakian Bambangan.
Dengan wajah- wajah penuh semangat,Menjelang pukul 08:30 malam, kami pun segera bergegas untuk keluar dan mengangkat tas besar berisi logistik. Perjalanan pun dimulai dengan memanjatkan do'a kepada sang Khalik, berharap selama perjalanan tak ada hambatan yang menyulitkan kami.
Senter dan lampu-lampu kecil menjadi penghias membuka pendakian Gunung Slamet kali ini. Berat beban dan dinginnya suasana malam yang mencekam. lika-liku jalan setapak dan Kepulan debu, menjadikan kami sedikit melambatkan langkah kaki.

Sesekali kami pun harus menahan gerak kaki sejenak, menghela nafas dan merenggangkan otot-otot kaki yang mulai tegang. Gelapnya malam dan rimbunnya hutan liar, menjadikan perjalanan terpaksa terhenti dan meluruskan kaki sejenak untuk kemudian meneruskan perjalanan.

Setelah Delapan jam kami melakukan perjalanan, tiba saatnya menurunkan beban di pundak dan segera menggelar tenda kecil sebagai atap dan alas tidur untuk melindungi diri dari dinginnya malam. Suara burung-burung malam seakan menghampiri, menukik dan memanggil-manggil. Desiran angin berhembus menggoyangkan tangkai, dahan dan dedaunan
Hutan mulai menyapa pagi, embun yang menetes dari dedaunan menjadi selimut akan kehadiran senyum mentari pagi. Disini tiada terdengar teriak kokok dari ayam Jantan. Yang ada hanyalah riung jeritan binatang dari kejauhan. Ya, pagi itu kami harus segera sarapan pagi dan melanjutkan pendakian. Telat sedikit kami melangkah, takan dapat bersua dengan Sunrise yang menjadi incaran kami sejak dibawah
.
Keringat terkucur deras membasahi punggung yang tertindih tas. Lelah tak kami rasakan, yang terbayang adalah suasana di puncak Slamet. Berhenti dari satu pos ke pos selanjutnya. Berjalan melewati rute yang sudah ada sejak lama adalah metode utama untuk dapat selamat dan segera mencapai tujuan.

 
Sekitar pukul lima sore kami pun sampai di pos Samyang Kendit, yaitu pos terakhir untuk melepaskan dahaga dan lelah. Ditempat ini, segala peralatan di turunkan, karena hanya berjarak sekitar 50 meter lagi menuju puncak. Kami terpaksa menunggu didalam tenda sampai jam Satu pagi, untuk kemudian melanjutkan perjalaan menuju Pos Pelawangan, yaitu pos masuk kawasan puncak Slamet dengan kemiringan sekitar 80 derajat. Disamping itu, jalannya pun sudah bukan lagi tanah liat melainkan batu-batuan cadas

Pukul dua pagi, kaki yang masih terasa lelah harus kami paksa melanjutkan pejalanan. Tajamnya kerikil-kerikil cadas belum menyurutkan hasratku untuk segera singgah dan berteriak sepuas-sepuasnya dipuncak


                                                                                  



Akhirnya, pada pukul 05.30 pagi itu kami dapat menancapkan bendera kebanggaan di puncak Slamet dengan ketinggian 3432 Mdpl. Gunung Slamet ini memiliki 4 buah kawah aktif yang terletak di puncaknya, sehingga dianjurkan untuk mendaki puncak sebelum pukul 10 pagi untuk menghindari adanya gas beracun. Dari puncak dapat terlihat gunung-gunung lainnya di jawa tengah seperti gunung Sumbing, Sindoro, merbabu, merapi bahkan kalau sedang cerah bisa melihat gunung Lawu.
demikian sepenggal kisah kami bersama teman teman,dari KOMPAK dan PLN rayon Balapulang…





No comments:

Post a Comment