Rahasia Laki-laki Penghuni Surga
posted oleh :Abdoel munawar
Salah
satu amalan yang harus diamalkan umat Islam adalah menjauhi sifat iri
hati, dengki dan hasad. Menjauhi sifat-sifat yang bagaikan virus
itu, merupakan bagian dari sikap yang harus dilakukan umat Islam. Sebab
hal itu bukan saja merugikan bagi yang menjadi sasaran dengki dan
hasad, tetapi juga merugikan diri orang itu sendiri.
Ada kisah tentang tingkah laku seorang sahabat sahabat yang oleh Nabi Muhammad saw dijamin bakal menjadi penghuni surga yang kekal. Kisahnya demikian.
Rasulullah
pada suatu ketika duduk bersama sahabat. Saat itu lewatlah sahabat
lain. Sahabat itu tidak menonjol, biasa saja,. Tetapi kepada para
sahabat yang lain, Nabi berkata tentang sahabat yang satu ini. “Dia
adalah seorang lelaki calon penghuni surga,” kata beliau sambil menunjuk
lelaki itu.
Mendengar
itu, Abdullah bin Umar menjadi penasaran. Ia berupaya mengetahui
rahasia kehidupan orang yang dipastikan oleh Nabi sebagai penghuni surga
itu. “Apa amalan lelaki Anshar ini, dan apa pula kelebihannhya,” kata
Abdulah dalam hati.
Untuk
menyelidiki orang tersebut, Abdullah bin Umar pun meminta diperbolehkan
tinggal selama beberapa hari di rumah sahabat yang dikatakan Nabi calon
penghuni surga itu. “Jika tidak keberatan, aku ingin tinggal bersamamu
untuk beberapa hari saja,” katanya. “Ada apa dengan kamu?”
“Aku
baru saja bertengkar dengan ayahku. Dan aku bersumpah tidak ingin
bertemu dengannya selam tiga hari ini,” kata Abdullah berbohong. “Boleh,
silahkan kapan saja dan berapa lama pun bisa,” kata sahabat itu dengan
ramah.
Selama
tiga hari itu, diamatinya tingkah laku dan tindak tanduk sahabat itu
dalam kehidupan sehari-harinya. Namun, setelah beberapa hari tinggal
beberapa hari di rumah sahabat itu, Abdullah tidak menyaksikan kelebihan
amalan atas sahabat itu. Ia menyaksikan kehidupan bakal penghuni surga
itu biasa-biasa saja, amalan shalatnya pun biasa-biasa saja.
Saat
hendak pamit, Abdullah terpaksa “membuka kartu” dan bertanya kepada tuan
rumah bakal penghuni surga itu. “Saudaraku, sebenarnya aku tidak
apa-apa dengan ayahku,” kata Abdullah. “Lalu ada apa kau tidur di
rumahku?” tanya lelaki Anshar itu. “Beberapa hari yang lalu, ketika kami
sedang berkumpul dengan Nabi di masjid, beliau mengatakan bahwa
sebentar lagi akan ada orang Anshar calon penghuni surga masuk ke masjid
itu. Dan laki-laki Anshar yang disebut-sebut Rasulullah itu adalah
kamu.”
“Ah,
benarkah begitu?” kata lelaki Anshar itu merendahkan diri. “Benar, Nabi
berkata begitu. Cuma kini kami ingin tahu, apa sebenarnya amalan tuan
sehingga Rasulullah memastikan tuan akan masuk surga?” tanya Abdullah.
“Oh, jadi selama ini kamu menyelidiki aku ya?”
“Ya,” katanya terus terang.
“Tak
ada amalan khusus yang aku amalkan. Beginililah kehidupan saya
sehari-hari sebagaimana yang anda saksikan sendiri beberapa hari di
sini.” Kata sahabat Anshar itu. Mendengar jawaban itu, Abdullah semakin
penasaran. “Tetapi masih ada sesuatu yang anda rahasiakan kepadaku.”
Pada
akhirnya orang bakal penghuni surga itu juga ikut ”membuka kartu” dan
mengungkapkan apa adanya. “Sesungguhnya yang aku amalkan dari ajaran
Nabi adalah biasa saja. Aku berusaha sekuat tenaga tidak akan melakukan
perbuatan yang merugikan sesama kaum Muslimin. Aku berusaha selalu
berusaha membersihkan hatiku dengan tidak pernah memiliki sifat iri hati
serta menaruh rasa dengki dan hasad kepada orang lain sepanjang
hidupku. Apalagi hasad terhadap kenikmatan yang diterima orang lain.
“Hanya itu?” tanya Abdullah. “Ya,” jawabnya.
Mendengar
pengakuan jujur lelaki itu, Abdullah bin Umar semakin takjub
mendengarnya. Secara lahiriah, amalan lelaki Anshar itu tak terlalu
istimewa. Tetai secara rohaniah, amalan itu sungguh luar biasa. Bukankah
memang banyak orang yang mampu menunaikan shalat tetapi tak mampu
menjaga hatinya dari rasairi, dengki, hasad dan prasangka buruk kepada
orang lain.
“Subhanallah,
rupanya inilah amalan utama yang telah menjadikan dirimu mendapat
kemuliaan di surga,” kata Abdullah di dalam hati sambil berpamitan
meninggalkan rumah lelaki itu.
Begitulah
rahasia yang ditemukan Abdullah bin Umar pada sahabat itu, sehingga ia
mendapat jaminan Rasulullah akan menjadi penghuni surga. Kuncinya tidak
iri hati, hasad, dan dengki kepada orang lain.
Amalan
shalat sebanyak apapun tidak akan berguna jika di dalam hati orang itu
masih terdapat sifat dengki dan iri hati. Orang yang terpuji di sisi
Allah adalah orang yang menjalankan shalat dengan ikhlas dan menjauhi
sifat dengki dan hasad seperti sahabat itu.#####
No comments:
Post a Comment