My Blog List

My Blog List

link Facebook "Doel Mahessa Jeenar"

Tuesday, January 14, 2014

Kandasnya Cinta Sang pengamen



Cerita ini berawal dari pertemuan tanpa sengaja,,Di sebuah kereta api dengan seorang gadis yang amat manis,”Lina Cristina”mahasiswi salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta pusat.Memang Sejak Lulus dari bangku salah satu SMK swasta di Jakarta,aku hanya bisa menikmati sebentar saja pekerjaan tetap di salah satu yayasan di Jakarta,Setelah itu Aku menjadi kuli serabutan  kerja proyek,jdi tukang parkir,bahkan mengamen di kereta listrik JABODETABEK,,dan sering juga di ajak teman pasang instalasi listrik di proyek” besar di ibukota,Dari pekerjaan serabutan itulah Aku lebih mendalami instalasi listrik yang kebetulan memang menjadi keahlianku sejak duduk di bangku sekolah.
Awalnya keakraban ku dengan  “Lina ,Gadis kelahiran Cirebon, yang sementara menetap  Di bekasi bersama keluarga dan berkuliah di Jakarta itu hanya sekedar teman, tumbuh menjadi hubungan persahabatan dan akhirnya terjerat pada lingkaran cinta. Tapi memang dunia sudah terbalik, dia yang menyatakan cinta lebih dulu padahal aku juga punya perasaan itu. Dan aku menerimanya dan demikian pun dia menerima aku apa adanya.
Tak lama setelah gelar SE di sandangnya,dia mulai bekerja Di salah satu bank di wilayah kemayoran Jakarta pusat,Sementara aku masih tetap menjadi menjadi pekerja serabutan yang terus bermain dengan debu dan panasnya terik matahari,,Tapi Kami layaknya pasangan lain yang sedang dilanda mabuk asmara. Semua berjalan normal, hingga pada akhirnya, aku diminta menemui orang tuanya di Per.harapan Baru bekasi…
Suatu hari aku berkunjung kerumah Lina  di HARAPAN BARU bekasi,,Sambil terdiam aku menatap Rumah yang lumayan mewah dengan pelataran sedikit luas dan di belakang garasi ada taman kecil tempat bersantai,,Lina sangat senang menyambut kedatangan ku,,,Aku pun merasa senang lina tidak berubah dengan sikapnya di luaran rumah saat bersamaku,,Lina masuk sebentar dan kembali duduk di sampingku sambil berkata,”maaf mas ,Ayah minta Identitas Ktp mas ,,Ada kan,?? Owh kebetulan aku punya photo copynya,,langsung aku ambil di dompetku,dan lina kembali menemui ayahnya di dalam..Tak lama kedua Orang tua Lina kelur Dari Ruang tengah,Tapi Tatapan lain terpancar dari wajah kedua orang tua Lina,mereka menunjukan wajah yang sangat tidak senang dengan kedatanganku,kami duduk bersama sama di ruang tamu ,Sambil membaca Photo Copy Identitas penduduk miliku yang ber status buruh”Oh,Jadi kamu temannya Lina yang Jadi Pengamen di kereta Itu,,Sapa Ayah Lina membuka pembicaraan waktu itu,,”Iya Om,Tapi itu dulu waktu lina masih Kuliah,Sekarang Aku kerja Di proyek Instalasi listrik Om,Jawabku Jujur….”Apa bedanya,pengamen ,Pengemis Dengan kuli” proyek ,Mereka sama pekerja dengan penghasilan yang rendah”,,Dengan Nada tinggi ,Ayah lina Menimpaliku,,”Cukup Ayah,Dia Kesini BUkan untuk mendengar Hinaan dari ayah,Aku yang minta dia untuk kesini,,Teriak Lina pada Ayahnya Sambil menangis,….”Sudahlah Lin,Benar memang Apa yang di Katakan Ayahmu,,Aku memang nggak pantas berada di sini,,Sela ku Menenangkan Lina,,..Dan Aku berterima kasih Om sudah mau mempersilahkan Aku masuk,,Aku mohon diri om….Sambil bangkit Dan berlalu keluar dari rumah tersebut,Aku tertunduk sambil menengok kea rah Lina yang masih tetap menangis di bangku Dan menelungkupkan mukanya di atas meja…
Dengan perasaan yang sangat malu aku meninggalkan rumah Lina,Dan tak langung pulang ke rumah,aku memilih pergi ke Stasiun berkumpul bersama teman teman ,Dengan iringan empat gitar dan Drum mini teman temanku Dari FORKA “Forum Komunitas Kereta” St.bekasi.,Aku bernyanyi sekeras deru kereta ,Agar tak terasa betapa perasaan malu yang teramat  sangat atas ucapan yang aku dengar dari ayah lina,,
Sejak kejadian hari itu,Aku sengaja berangkat agak siang dari bekasi Agar sementara tak bertemu dengan lina di kereta pukul 05.40 pagi,Seperti yang biasa Aku lalui berangkat bareng dengan lina dari stasiun bekasi ke Jakarta,,,Tapi itu hanya beberapa hari saja karena di suatu pagi Saat Aku Duduk di bangku peron  stasiun ,Entah Dari mana datangnya,dengan mata sembab, tiba tiba Lina duduk Di sampingku sambil menangis.Aku menatap dalam “ wajah lina yang bersandar di bahuku,”Maafkan aku mas,Mas masih marah yah Sama Lina,,??? Sambil sesekali lina mengusap air matanya,,,Tak langsung menjawab pertanyaan dari lina, Justru Aku Balik bertanya sama gadis yang masih terisak di sampingku,,”kenapa kamu tidak berangkat Dengan kereta tadi pagi,Bukankah kamu harus masuk kerja jam  07.30,,bagamana dengan pekerjaanmu nanti??? “Jawab dulu pertanyaanku mas,kenapa sejak itu mas nggak mau menemui aku,kenapa mas seolah olah menghindar dari aku,,???Mas nggak tau beberapa hari ini aku merindukan mas,,,Tangis lina semakin menjadi,Lina tak perduli dengan orang orang di sekelilingnya yang  memperhatikan Dirinya..”Lin,Apa yang di katakan  ayahmu itu benar,Aku hanya seorang pengamen,pekerja serabutan,yang nggak jelas dengan penghasilan,Sementara kamu sudah Bekerja menjadi karyawan Bank,yang sudah jelas jelas dapat gaji,Aku sadar ayah kamu nggak mau melihat anaknya hidup susah dengan aku..,jawabku sambil memegang pundak lina.”Cukup mas,Aku nggak perduli dengan Alasan ayahku,Aku mencintai mas tulus,,.Aku nggak perduli bahkan aku rela berhenti dari pekerjaanku,bila perlu aku ikut mas kemanapun mas pergi,,,Potong lina sambil terisak..”ya Sudah,Tpi Hentikan dulu tangismu,Percayalah Aku juga mencintai kamu Lin,kalo memang tuhan memberikan jodoh pada hubungan kita ,pasti kita akan bersatu..jawabku menenangkan lina..”lina memeluku Seolah tak ingin berpisah denganku,Aku merasa lega setelah melihat senyum mengembang dari bibir manis kekasihku, ,………Tak terasa  Sudah pukul  08.30 Siang,Suasana Di stasiun bekasi Sedikit sepi ,karena hampir semua  Penumpang telah berangkat ke Jakarta dengan jadwal kereta pagi yang mengantar mereka bekerja..Hari itu Aku dan lina tak jadi berangkat bekerja, Lina Mengajakku ke Metropolitan Mall Di bekasi barat,untuk sekedar melepas rasa kangen,karena  Sejak aku menghindar darinya, lina merasa benar benar kehilangan aku,,
Hari Sudah mulai Sore,,Sebenarnya Lina masih ingin berlama lama di Taman Depan Mall bersamaku,”lin,Hari sudah Sore kita Pulang yah,??Pintaku sama Lina,”Baiklah mas,Tapi mas Janji yah ngantar Aku sampai di rumah,Sebenarnya Aku nggak ingin mengantar lina, sengaja aku menstop Taksi biar lina aman pulang sendiri,tapi Lina memaksa,dan aku pun tak tega akhirnya Aku mengantarnya Sampai ke rumah..Sesampainya di  Rumah Lina di Harapan Baru ,Aku sengaja tak turun dari dalam taksi dan melihat kekasihku masuk rumah hingga tak Nampak lagi di balik pintu,,Dan sejak itu hubunganku dengan Lina kembali terjalin dengan indah,hari hari aku lalui bersama lina tanpa sepengetahuan kedua orang tua lina..
Sabtu  pukul 04 sore sepulang bekerja,Lina menemuiku di Stasiun,Aku sedang Asyik berkumpul dengan Kawan Kawan Dari FORKA,”Mas besok Kita Jalan,Aku tunggu di rumah besok pagi,…kata Lina Sambil tersenyum ke arahku,”Insya Allah,Besok aku jemput kamu,Jawabku..,,Setelah Makan Bakso Di kantin Stasiun Aku memanggil taksi dan membiarkan lina pulang sendiri sore itu,lalu Aku kembali menemui teman”ku di peron Stasiun Membahas Acara pertemuan tahuan yang sudah berjalan di  Forum Komunitas yang Aku ikuti.
Minggu Pagi,Aku Meluncur Ke Harapan Baru,Untuk  menjemput lina.Sesampainya Di sana  Rumah megah itu Nampak sepi Aku tak melihat Lina,Dengan perasaan Ragu aku memberanikan diri mengucap Salam,,,Ayah lina Keluar dari balik pintu dan  berdiri Di depan Gerbang ,Aku tertunduk dan TerDiam karena Ayah Lina tak mempersilahkan Aku Masuk,,Dengan wajah tak secuilpun senyum  orang tua  berkata, Kalau Lina sedang keluar bersama teman kerjanya, seorang  Pengusaha yang  gagah. Kemudian sikap tak senang  Ayah Lina Kembali terdengar melalui kata-kata Tak jauh beda dengan kalimat Yang Aku dengar beberapa tahun lalu. Masih segar dalam ingatanku apa yang mereka katakan. "Kamu tidak pantas untuk anakku, lihat dirimu, pengangguran dan berpendidikan rendah, tidak seperti anakku yang seorang Sarjana Ekonomi dan juga telah berpenghasilan. Saya yakin, penghasilanmu setahun tidak akan sama banyak dengan penghasilan anakku dalam satu bulan".Kata-kata itu seperti sebuah sambaran Kereta yang melindas kepala korbanya hingga meremuk otak dan tubuhnya,,,Aku pergi meninggalkan rumah itu, dan tak pernah lagi menoleh kebelakang, dan sejak saat itu, aku tak pernah lagi mendengar khabar tentang kekasih ku tercinta.
Aku berusaha mengubur kenangan Bersama Lina  Cristina,Menghilangkan jejak dari semua kenangan kenangan bersamanya,melupakan Semua kejadian yang pernah Aku Alami bersama Dia..Sampai akhirnya Aku menetap Di tegal,berbekal keahlianku sebagai seorang instalatir Aku bekerja menjadi Pelaksana Di PLN persero di tegal,,empat tahun Aku menjalani profesiku menjadi  pelaksana,Dan aku Berhasil membangun rumah Tangga kecil ,tinggal di rumah Hasil keringat ku sendiri bersama Istriku…
Waktu  berlalu,Aku merasa Kangen Suasana Jakarta,Rindu Aroma cerobong Asap kereta,,Hingga pada Suatu hari Aku sengaja menghadiri acara Hari Ulang Tahun FORKA yang biasa di Adakan di stasiun Bekasi,,,,Agenda tahunan ini Biasa Di isi Oleh Band Band Terkenal dari Jakarta,karena yang berkumpul di komunitas ini kebanyakan dari Musisi mantan pengamen KRL jabodetabek…Setelah Acara Selesai aku Masuk ke ruang Tunggu Tiket Dan duduk di antara Penumpang  yang sedang menunggu keberangkatan Kereta,,
Mataku tertuju pada sepasang orang tua sedang duduk di Antara Calon penumpang,.Aku mengenalinya dan sepertinya mereka  juga  mengenali  Aku.
Dan benar saja, Saat aku beranjak meninggalkan tempat itu, kedua orang tua itu mengikuti saya dari belakang. Tiba tiba mereka memanggil saya, "Nak tunggu sebentar". Saya berhenti, tapi tidak berbalik, karena luka hati saya sepertinya masih menganga lebar. "Ada apa bapak mengikuti dan memanggil saya, Tanyaku  tanpa berbalik.
"Aku mengenalmu, bukankah kamu dulu yang mencintai Lina anakku". Tanya orang tua itu "Bukan, mungkin bapak salah orang" jawabku "Berbaliklah, biarkan aku melihat wajah mu" kata orang tua itu Aku berbalik, "Bukan, itu bukan aku" jawabku "Tidak mungkin, aku mengenalmu dan yakin itu kamu" katanya lagi "Mungkin bapak salah Orang.Jawabku.
Mendengar perkataan ku, kedua orang tua itu menangis dan berpelukan. "Kami bukan memohon untuk kamu kembali pada anakku, tetapi saya cuman ingin menyampaikan khabar bahwa, sejak kepergianmu, anak kami sakit, sudah kami obati keberbagai tempat ,tetapi tetap saja tidak bisa mengobatinya. Kurang makan, banyak diam dan melamun, dan hanya terus memandangi fotomu, cuman itu yang ingin kami sampaikan".
Kami telah lama mencarimu, kami yakin yang bisa mengobati anak kami hanya kamu. Itu kami lihat dari cara ia menatap foto mu, sorot mata kerinduan yang teramat besar terhadapmu. Kami merasa bersalah telah memisahkan kalian, selama  4 tahun kami mencarimu, tetapi tidak menemukan keberadaan kamu.
Mendengar perkataan itu saya tertunduk, kemudian saya berbalik dan meninggalkan kedua orang tua itu.
Setiap hari saya terbayang tentang kondisi mantan kekasih ku kini, yang kutinggalkan tanpa mengucapkan kata selamat tinggal. hingga mulai muncul rasa bersalah dalam diriku. Kemudian kuputuskan untuk menemuinya dengan harapan ia bisa sembuh. Tetapi di sisi lain, aku memikirkan Keluarga kecil yang aku tinggalkan di kampung halamanku,.. Lama aku pertimbangkan akhirnya aku menuju rumah kekasih ku dulu, ku tekan bel rumahnya, tampak pembantunya membukakan pintu, kemudian mempersilahkan aku masuk. Tidak lama datanglah kedua orang tua mantan pacarku. tak lagi nampak di mata mereka sebuah sikap seperti dulu, tetapi kejadiannya berbanding terbalik, kini terlihat senyum bahagia di wajah mereka.
"Terima kasih telah datang" kata mereka. "Aku datang hanya untuk berpamitan pada anak bapak" jawabku Mendengar perkataanku, kini senyum itu hilang dari wajah mereka. "Temuilah ia di taman belakang" sambung orang tua itu. Aku lalu berdiri dan menuju taman belakang rumah. Sampai di pintu belakang orang tua itu berhenti dan begitupun denganku. Terlihat seorang gadis duduk dan menatapi sebuah foto tanpa henti, sesekali kulihat ia menghapus air mata.
Orang tua itu lalu memintaku menghapiri anaknya, dan Aku dengan langkah sedikit mulai mendekat kearah gadis itu. Setelah berada di belakang gadis itu aku melihat dan memperhatikan apa yang sedang Lina pandangi. Ternyata foto kami berdua. "Hai Lina..." sapa ku dengan suara ku agak lrih. Lina berbalik, dan terkejut saat melihatku. Dan tanpa berkedip, ia telah memelukku, keras sekali, sangat keras pelukan itu hingga membuat ku sesak. Kemudian Di susul dengan tangisan yang luar biasa. Seperti sebuah tangisan yang telah tertahan selama ribuan tahun.
Dari pelukan itu aku merasakan sebuah kerinduan yang begitu besar. Lalu aku menatap ke arah kedua orang tua yang berdiri di pintu belakang yang terus memandangi kami juga menangis. Sebuah tangisan kegembiraan melihat anaknya bisa melepaskan kerinduan.
Lama Lina memelukku dan mulai terasa pelukan itu sedikit ringan, tidak lagi sekeras tadi. Kemudian terdengar suaranya sangat kecil dan di barengi isapan tangisan, "Mas dari mana ?, mengapa Mas pergi tanpa kabar, mengapa Mas sepertinya tidak mau lagi peduli dengan Lina, mengapa Mas meninggalkan Lina sendirian". Pertanyaan itu begitu menyakitkan, sepertinya Lina  tidak tau masalah yang terjadi. Aku hanya diam, dan mencoba melepaskan pelukannya, namun sepertinya kerinduan itu belum juga habis. Lama dia memelukku hingga kini aku mulai merasakan bahwa kerinduan itu benar-benar telah ditumpahkan. Dan kini ia mulai bisa mengendalikan emosi. Lina melambai pada orang tuanya, dan meminta mereka untuk menghampiri kami. Kemudian mengajak kami duduk di kursi taman itu. Lina duduk dekat sekali padaku, mungkin karena sisa-sisa kerinduannya masih ada.
"Sebenarnya, maksud kedatanganku kemari hanya untuk berpamitan" kataku, memulai pembicaraan. "Apa ?, kenapa Setelah lama pergi meninggalkan ku,kini mas datang, kemudian pergi lagi!" Kata Lina terlihat kaget. "Sebenarnya kedatangan ku hanya untuk meminta kamu bisa melupakan aku dan hidup normal" Jawabku dengan ragu. "Nak, kami merestui kalian, dan kami bisa menikahkan kalian dengan segera" kata bapak Ayah lina"Aku tidak bisa menikahi putri bapak" jawabku dengan wajah tertunduk "Kenapa Mas tidak bisa menikahi aku, apa kakak sudah punya gadis lain" tanya Lina mendesak "Jujur saja, aku telah menikah " jawabku Sontak Lina kaget dan menangis histeris kemudian memelukku dengan keras "Aku tidak rela, mas menikah dengan orang lain, kenapa Mas tidak menikahi aku" sambung Lina sambil menangis "Jodoh itu di tangan tuhan, dan kita hanya bisa berupaya" kataku mencoba menenangkan. Saya tak ingin menceritakan kejadian 4 tahun silam tentang perlakuan orang tuanya, agar mereka tidak salah paham. Dan dalam hatiku berkata, seandainya kejadian ini terjadi 4 tahun yang lalu mungkin ceritanya akan lain dan akan berakhir bahagia. Mendengar perkataan ku, kulihat wajah penyesalan dari raut wajah kedua orang tua itu, dan terlihat kesedihan mendalam melihat kondisi putri tunggal nya yang patah hati. "Aku ingin engkau hidup normal, dan aku yakin ada cinta buat kamu di dunia ini yang lebih baik dari aku" kataku mencoba menghibur. Lama kami terdiam, lalu Aku berdiri, "jika engkau mencintai aku, carilah cinta sejati mu, karena aku akan bahagia, melihat mu bahagia". Kemudian aku permisi. Mereka bertiga mengantarku sampai ke gerbang pagar rumah megah itu. Ku salami mereka bertiga, terlihat ketidak relaan terutama pada kekasih dulu, kekasih Sarjana Ekonomi, seorang pengamen ,pekerja serabutan. Aku berjalan menjauh dan sama seperti dulu, saat aku di usir, aku tak pernah berbalik dan berkata dalam diri "Yang kutinggalkan adalah masa laluku yang terlupakan.



1 comment: