Taon
1990 Silam,Dukuh Lemahabang cawitali Adalah sebuah pemukiman Penduduk yang
Belum Di lirik pemerintah Dalam segi pembangunan infrastruktur maupun
Lainya,Jalanan belom di Aspal,Pohon Pohon besar banyak tumbuh di depan dan
belakang Rumah penduduk,Listrik jga belom masuk ke dkh lemahabang yang aku
singgahi ini,Sehingga kalau malam hari Jarang anak anak keluar rumah karena
Kampung gelap dan terkesan masih angker.
Rata2
Mata pencaharian penduduk desa adalah petani,Tidak sedikit pula yang mencari
nafkah berdagang di Jakarta dan bandung.Selain Bercocok tanam dan berdagang di
perantauan Penduduk desa Ini juga Mencari penghasilan tambahan dengan menjual
kayu bakar ke Desa sebelah,dan biasanya ini di lakukan pagi hari,Agar tidak
kesiangan sebelum Subuh mereka Sudah bangun dan mulai berjalan kaki Memikul
beban di pundak Menuju desa sebelah,Yang berjarak 8 km dari lemahabang,,,
Nah
,,,Cerita ini Bermula Saat aku Kelas 4 Sekolah dasar Di SD cawitali II, Biasa
Setiap berangkat sekolah Aku di kasih uang jajan sama ibuku, Kadang Rp.100
kadang Rp.500 kadang juga nggak di kasih sama sekali,Untuk Ukuran ekonomi orang
kampung waktu itu padahal aku tergolong ,Ya
“nggak miskin2 Amat lakh”…..heheee..saya rasa Uang jajan saya cukup untuk
setengah hari di sekolahan. Tetapi Aku merasa iri sama temanku yang bisa hampir
tiap hari bawa uang jajan Rp.1000 Sampai Rp. 3000, Nyicil SPP sendiri, Bisa
beli buku2 dan alat tulis sendiri..Padahal Orang tua Mereka “maa’f,,Yah
tergolong EKSUL “Alias ,Ekonomi Sulit,,,..Setelah Aku Tanya sama dia,ternyata
Uang Yang Dia Bawa tiap hari kesekolah Hasil keringat Dia Tiap pagi Jualan Kayu
Bakar Ke kampung Sebelah,,Ternyata rasa Penasaran yang hingga kini ada pada
salah satu sifat ku sudah tertanam Sejak aku kelas 4 SD,Dari situ timbul rasa
ingin aku seperti temanku yang Bisa
Mandiri biarpun Masih Berumur 10 taon,Bisa bayar SPP sendiri,Beli Alat2
tulis sendiri dan Tiap hari Nggak kurang Uang Jajan.
Beberapa
hari kemudian,akhirnya aku memutuskan Untuk mengumpulkan kayu bakar bersama
temanku,tetapi Aku lalukan sembunyi sembunyi Karena takut di marahin sama Ayah,Setelah
Kira kira Cukup untuk Di jual,Aku bersama Temanku mengikat kayu kayu tersebut
Serapih mungkin Dan Supaya Sedikit Ringan Untuk Di pikul,,dengan penuh Rasa
penasaran Aku sengaja menginap Di rumah Temanku ,Dan Berharap malam Segera
Habis Mendekati Pagi…Pukul 03 pagi Aku Terbangun Dan bersiap Untuk Berangkat
membawa kayu bakar yang Sudah KAmi ikat,Harapan Untuk mendapatkan Uang hasil
keringat sendiri sudah di depan mata,,Tapi Setelah Kami bersiap, kayu yang mau
aku bawa tidak ada di tempatnya,,Ternyata kayu yang sudah siap di bawa tersebut
Di sembunyikan Sama ayah ku, dan Akhirnya dengan perasaan kecewa pagi itu Aku
tidak jadi menjual kayu tersebut,bahkan Aku di marahin habis habisan sama ayah.
Tapi
tak putus Asa,malam berikutnya aku kembali sembunyi sembunyi mengambil kayu
yang di bawa ayahku ke samping rumah, biarpun sebenarnya badanku terasa tidak
enak (Masuk Angin),Malam itu tetap tidur di rumah sendiri,Dan Baru pukul 2.30
pagi aku sudah terbangun,Aku buka pintu kamar pelan2 agar ayahku tidak ikut
terbangun….Lampu templok yang tergantung di dinding Ruang tamu aku matikan ,Dan
perlahan lahan Aku buka pintu depan rumah,Di teras Rumah Aku bingung dan terdiam,Aku
memandang kiri kanan Yang gelap gulita dan hanya pohon pohon yang terlihat
bergoyang goyang tertiup angin pagi,,”Sepi,Gelap Sepertinya orang2 kampung
masih lelap tertidur,Aku berniat membangunkan temanku yang rumahnya agak jauh
dari rumahku…Saat aku terdiam Tiba tiba “hi hi hi hi iiii ” Entah dari mana
datangnya Suara tersebut,,, “Ada Kuntil anak” gumamku,Saat suara itu terdengar
lagi.Dua tiga kali aku masih berusaha menyembunyikan rasa takut Saat suara itu
terdengar.Aku berusaha merapatkan Sarung Di pundaku Tapi “hi hihhi hiii hii”….Ya
tuhan Suara itu Terasa dekat sekali di Belakang Kepalaku,,Bulu kuduku Semakin
Merinding Saat Pohon pohon besar di depan ku Bergoyang begitu cepat ….
Ku
batalkan niat untuk membangunkan Temanku di rumahnya,Saat Angin semakin kencang
menggoyang Pohon di depan rumahku Dan suara Rintihan yang terasa semakin dekat
mengikutiku,,Sambil berjalan mundur Aku mendekati pintu Depan Rumahku,Dan Ku
tengok kiri kanan lalu tanpa basa basi Aku masuk dan mengunci Rapat lagi pintu rumahku,,,Pelan
pelan Ku ambil lampu templok dan menyalakan nya lagi Takut ayah dan ibuku
terbangun,,Sambil berharap tak terdengar lagi suara rintihan itu,aku tidak
masuk kedalam kamar,Kurebahkan tubuhku di atas dipan,sambil aku rapatkan sarung
untuk membukus tubuhku…Dan “hihihihiii hiii”….Ya tuhan,,,,Suara itu terdengar
lagi ,Justru semakin Keras seperti Di Bawah dipan tempatku berbaring,Aku
mencoba menahan nafas Beberapa saat mengusir rasa takut yang semakin
menjadi,,Nah,Saat aku menahan nafas Suara Rintihan itu menghilang,,,Ku
hembuskan lagi nafasku Suara itu terdengar lagi,,,…Akhirnya ku lakukan itu
berulang ulang…..Dan Setelah Itu Aku Sadar,Ternyata Aku Di takut takutin Sama Suara
Rintihan nafasku sendiriyang seperti “kuntil anak”,….Aku tersenyum senyum geli
dengan kejadian itu…Ternyata kejadian tersebut begitu lama,Saat ku lihat Jam di
dinding ruang Tamu Waktu Menunjukan Pukul 04.30 pagi,Ayahh dan ibuku sudah
terbangun untuk sholat subuh,mereka hanya tersenyum senyum saat melihat raut
wajahku yang mnenyimpan kecewa …karena Harapanku Untuk menjual Kayu bakarpun
Gagal lagi Gara gara “nafas Kuntil Anak Sialan”…..
Dan Pengalaman ini selalu menjadi cerita Lucu
saat aku mengingatnya dan menceritakannya sama teman temanku….
Keindahan kampung,Kenangan kenangan masa kecil
yang aku rindukan setelah Desaku lemahabang Cawitali,Menjadi Tak seindah Dan se
asri dulu….
Sekian -
Wassalam
No comments:
Post a Comment