My Blog List

My Blog List

link Facebook "Doel Mahessa Jeenar"

Sunday, September 28, 2014

Kumpulan Cerita Pendek [ Paulo Coelho ],Dalam Buku : "Seperti Sungai yang Mengalir"

 "Seperti Sungai yang Mengalir"

By          : Abdoel Munawar
Penulis  : Paulo Coelho

 "Seperti Sungai yang Mengalir" berisi kumpulan renungan dan cerita pendek Paulo Coelho, kisah-kisah yang menggugah tentang kehidupan dan kematian, suratan takdir dan pilihan, cinta yang hilang dan ditemukan. Kadang humoris, kadang serius, tapi selalu dalam, buku ini––seperti semua karya Coelho lainnya––mengeksplorasi artinya menjalani hidup dengan sepenuh-penuhnya.
Salah satu kisahnya berjudul "Kisah Sebatang Pensil".


Kisah Sebatang Pensil

Si anak lelaki memandangi neneknya yang sedang menulis surat, lalu bertanya,

"Apakah Nenek sedang meulis cerita tentang kegiatan kita? Apakah cerita itu tentang aku?"

Sang nenek berhenti menulis surat dan berkata pada cucunya,

"Nenek memang sedang menulis tentang dirimu, sebenarnya, tetapi ada yang lebih penting daripada kata-kata yang sedang Nenek tulis, yakni pensil yang Nenek gunakan. Mudah-mudahan kau menjadi seperti pensil ini, kalau kau sudah dewasa nanti."

Si anak lelaki merasa heran; diamat-amatnya pensilnya. Kelihatannya biasa saja.

"Tapi pensil itu sama saja dengan pensil-pensil lain yang pernah kulihat!"
Sang nenek: "Itu tergantung bagaimana kau memandang segala sesuatunya. Ada lima pokok penting, dan kalau kau berhasil menerapkannya, kau akan senantiasa merasa damai dalam menjalani hidupmu.

"Pertama, kau sanggup melakukan hal-hal besar, tetapi jangan lupa bahwa ada tangan yang membimbing setiap langkahmu. Kita menyebutnya tangan Tuhan, dan Dia selalu membimbing kita sesuai dengan kehendak-Nya.

"Kedua: sesekali Nenek mesti berhenti menulis dan meraut pensil ini. Pensil ini akan merasa sakit sedikit, tetapi sesudahnya dia menjadi jauh lebih tajam. Begitu pula denganmu, kau harus belajar menanggung beberapa penderitaan dan kesedihan, sebab penderitaan dan kesedihan akan menjadikanmu orang yang lebih baik.

"Ketiga: pensil ini tidak keberatan kalau kita menggunakan penghapus untuk menghapus kesalahan-kesalahan yang kita buat. Ini berarti, tidak apa-apa kalau kita memperbaiki sesuatu yang pernah kita lakukan. Kita jadi tetap berada di jalan yang benar untuk menuju keadilan.

"Keempat: yang paling penting pada sebatang pensil bukanlah bagian luarnya yang dari kayu, melainkan bahan grafit di dalamnya. Jadi, perhatikan selalu apa yang sedang berlangsung di dalam dirimu.

"Dan akhirnya, yang kelima: ini selalu meninggalkan bekas. Begitu pula apa yang kau lakukan. Dalam hidupmu akan meninggalkan bekas, maka berusahalah untuk menyadari hal tersebut dalam setiap tindakanmu."

No comments:

Post a Comment